Posted by Franky Kurniawan Written on 25 January 2021
Ipotnews - Mengawali pekan ke terakhir Januari, Senin (25/1), bursa saham Asia pagi ini dibuka mixed cenderung menguat, berusaha melawan tren penurunan pada sesi perdagangan akhir pekan lalu. Investor mewaspadai perkembangan kasus infeksi virus korona di seluruh dunia.
Rilis data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) menunjukkan, China telah mengalahkan AS sebagai penerima dana investasi asing langsung terbesar di dunia. Indeks MSCI Asia-Pasifik ex-Jepang naik 0,1%.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penguatan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,17%. Indeks berlanjut naik 0,23% (15,50 poin) menjadi 6.815,90 pada pukul 8:00 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka naik 0,32% dan berlanjut melaju 0,91% ke level 3.169,15.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang naik 0,25% (72,13 poi) ke posisi 28.703,58, setelah dibuka melemah 0,12% dan Topix sedikit berada di bawah garis datar.
Indeks Hang Seng, Hongkong dibuka melompat 0,78% (229.45 poin) ke level 29.677,30 pada pukl 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China sedikit melemah 0,04% diposisi 3.605,36.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) di awal pekan ini dihadapkan pada tren penguatan indeks pada pembukaan pasar Asia, setelah terbenam di teritori negatif pada sesi perdagangan akhir pekan lalu dan ditutup anjlok 1,66% ke level 6.307. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange terpangkas 2,09% menjadi USD24,41.
Beberapa analis berpendapat pergerakan IHSG hari ini cenderung bearish, dengan tendensi melanjutkan proses koreksi. Secara teknikal, sejumlah indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya potensi koreksi lanjutan di level bullish trend line .
Tim Riset Indo Premier berpendapat, terkoreksinya mayoritas indeks di bursa Wall Street seiring munculnya keraguan akan prospek stimulus fiskal lanjutan, dan terkoreksinya beberapa komoditas seperti minyak mentah, nikel, timah, serta emas, diprediksi akan menjadi sentimen negatif.
IHSG diprediksi akan melanjutkan pelemahannya dengan support di level 6,200 dan resistance di level 6,420.JPFA (Buy). Support: Rp1,510, Resist: Rp1,590.
XPDV (Sell). Support: Rp465, Resist: Rp481.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street mengakhiri pekan lalu di zona merah, terseret penurunan harga saham-saham unggulan teknologi, energi dan keuangan. Saham sektor utilitas defensif dan kelompok real estat menguat. Harapan akan tercapainya aktivitas penuh perekonomian dalam beberapa bulan ke depan memudar, karena tersendatnya pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Rilis data aktivitas manufaktur AS secara mengejutkan melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari 13,5 tahun terakhir pada awal Januari., bertolak belakang dengan Indeks Akvitas Bisnis di Uni Eropa yang mengecewakan. Komite Keuangan Senat dengan suara bulat menyetujui nominasi Janet Yellen sebagai perempuan pertama Menteri Keuangan AS, menimbulkan harapan bahwa kebijakannya akan mudah mendapatkan dukungan Senat.
Saham IBM Corp tumbang 9,91%, karena pendapatan kuartalan IBM meleset dari ekspektasi akibat turunnya penjualan. Intel Corp terperosok 9,29 % meski melaporkan laba yng lebih baik dari perkiraan. Pelemahan di sektor teknologi tertahan oleh penguatan saham Microsoft Corp dan Apple Inc yang sedikit mengangkat indeks Nasdaq. Saham sektor energi dan keuangan mencatatkan kinerja terburuk di antara 11 sektor dalam indeks S&P. Secara mingguan indeks S&P 500 dan Dow Jones mwlaju 1,94% dan 0,59%, Nasdaq melesat 4,19%.
Indeks STOXX 600 turun 0,57% menjadi 408,54, dipimpin kejatuhan harga saham sektor perjalanan dan wisata sebesar 2,5%. Sektor perbankan, migas serta pertambangan juga merosot lebih dari 1%. Namun secara mingguan STOXX 600 masih naik naik tipis 0,2% didorong oleh ekspektasi stimulus besar AS di bawah Presiden Joe Biden. Saham Lufthansa, Air France dan IAG (pemilik British Airways) menukik lebih dari 2%.
Saham TUI ambles 17,2 persen setelah Uni Eropa mengusulkan pemberian label hotspot Covid-19 pada zona "merah tua". Wisatawan dari daerah tersebut harus mengikuti tes sebelum keberangkatan dan menjalani karantina. Saham Siemens AG melonjak 7,3% karena rilis kinerja awal kuartal I yanb lebih kuat dari ekspektasi. Volkswagen naik 1,9% karena rebound penjualan mobil premium di China dan ekspor kuartal IV yang kuat.
DAX 30 Jerman melemah 0,24% (-32,70poin) persen ke level 13.873,97.
CAC 40 Prancis turun 0,56 % (-31,22 poin) ke level 5.559,57.
FTSE 100 Inggris menyusut 0,30% (-20,35 poin) ke posisi 6.695,07.
Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York akhir pekan alu ditutup menguat, setelah menurun dalam tiga hari berturut-turut. Lonjakan kasus infeksi COVID-19 meningkatkan permintaan mata uang safe-haven . Kematian akibat virus corona di AS telah mencapai hampir 410.000, dengan hampir 25 juta kasus. Pelemahan indeks S&P 500 dan Dow Jones, bersamaan dengan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, mengindikasikan kesuraman di pasar keuangan. Rilis data ekonomi AS yang positif - kenaikan aktivitas pabrik ke level tertinggi dalam lebih dari 13 tahun pada Januari lalu, dan kenaikan 0,7% penjualan rumah, meredam laju dolar, di tengah harapan stimulus fiskal AS.
Pasar menunggu rapat kebijakan moneter pertama Federal Reserve tahun ini pada pekan depan. Para analis memperkirakan Fed akan tetap dovish . Euro melemah, rilis indeks PMI zona euro menyusut tajam pada Januari karena penguncian yang ketat menghantam industri jasa yang mendominasi kawasan tersebut. Yen juga melemah, indeks PMI Jepang berkontraksi di Januari, dan sektor jasa semakin pesimistis karena langkah-langkah darurat Covid-19. Indeks dolar (Indeks DXY) naik 0,12% menjadi 90,238, namun masih membukukan kerugian mingguan terbesar sejak pertengahan Desember.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot
Currency | Value | Change | % Change |
Euro (EUR-USD) | 1.2171 | 0.0007 | +0.06% |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.3686 | -0.0047 | -0.34% |
Yen (USD-JPY) | 103.78 | 0.28 | +0.27% |
Yuan (USD-CNY) | 6.4819 | 0.0199 | +0.31% |
Rupiah (USD-IDR) | 14,035.00 | 35.00 | +0.25% |
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges akhir pekan lalu ditutup melemah. Kenaikan persediaan minyak mentah AS serta kekhawatiran lockdown baru di China diyakini akan menekan permintaan bahan bakar minyak. Data persediaan minyak mentah AS menunjukkan tanda-tanda menguatnya permintaan produk dalam negeri. Departemen Transportasi AS mengatakan aktivitas transportasi di jalan raya AS turun 11% November, namun lebih baik dibanding bulan sebelumnya.
Persediaan minyak mentah AS secara mengejutkan naik 4,4 juta barel selama seminggu, jauh dari ekspektasi penurunan 1,2 juta barel. Baker Hughes mengatakan, jumlah rig minyak dan gas alam di AS terus bertambah selama sembilan minggu berturut-turut di tengah harga energi yang lebih tinggi selama beberapa bulan terakhir.
Namun jumlah keseluruhan masih di bawah 52% dari tahun lalu. Kilang-kilang di AS menaikkan produksi dengan menggunakan kapasitas tertinggi sejak Maret dan permintaan bensin serta solar meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
#YukNabungETF
#IPOTKaryaAnakBangsa
#BanggaPakeIPOT
#IPOTPionner
You have unlocked new badge