Posted by Franky Kurniawan Written on 18 February 2021
Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berubah arah melemah pada finis perdagangan hari Kamis (18/2) setelah sempat perkasa di sesi sebelumnya. IHSG melorot -0,44 persen (+28 poin) pada posisi 6.200.
Pelemahan IHSG mengekor koreksi turun yang terjadi di pasar regional. Sementara keputusan BI memangkas suku bunga acuan 25 basis poin juga tidak mendapat respon positif pasar.
Indeks LQ45 -0,13% ke 945.
Indeks IDX30 +0,02% ke 502.
Indeks IDX80 -0,12% ke 135.
Jakarta Islamic Indes (JII) -0,78% ke 628.
Indeks Kompas100 -0,48% ke 1,218.
Indeks Sri Kehati -0,26% ke 369.
Indeks SMInfra18 +0,18% ke 305.
Saham Teraktif: TINS, BGTG, BRIS, TLKM, BACA, AGRO, FILM
Saham Top Gainers LQ45: BTPS, MDKA, CTRA, SMRA, TOWR, MEDC, INCO
Saham Top Losers LQ45: AKRA, GGRM, ADRO, TBIG, HMSP, BBTN, INDF
Nilai transaksi Rp12,84 triliun. Volume perdagangan sebanyak 194,77 juta lot saham. Investor asing net buy Rp35,33 miliar.
Nilai tukar rupiah melemah 0,04 persen ke level Rp14.025 terhadap USD (03.30 PM).
Bursa Asia
Pasar saham Asia tertekan pada akhir perdagangan hari Kamis (18/2). Para investor melakukan profit taking pada sektor-sektor saham yang telah menguat belakangan ini. Aksi ini merupakan sinyal naiknya kewaspadaan investor mencermati rally pasar saham global akhir-akhir ini.
Data penjualan ritel USA yang kuat, sinyal baru the Fed akan mempertahankan sikap akomodatifnya serta stimulus fiskal USA yang sedang didorong telah mendongkrak optimisme. Tetapi beberapa analis masih waspada sebab varian baru virus corona terus muncul.
"Walaupun perkembangan vaksinasi virus corona belakangan ini positif, prospek ekonomi global masih tidak pasti sebagian karena meluasnya varian virus," demikian seperti diulas Tim Riset Commonwealth Bank of AUstralia, Carol Kong seperti dikutip Reuters.
Pada sesi sebelumnya yield US Treasury tenor 10 tahun naik ke level 1,33 persen sebelumnya akhirnya melemah. Posisi ini adalah tertinggi sejak Juni setelah bergejolak dalam 3 bulan terakhir. Hal ini membuat para investor mencermati seberapa tinggi akan naik lagi sebelum merusak rally pasar saham. Pada akhirnya menambah spekulasi pasar saham akan jatuh.
"Tren naik yield obligasi tetap ada karena investor masih berspekulasi pada pemulihan ekonomi USA saat vaksinasi dilanjutkan," kata Eichiro Miura, Analis Nissay Asset Management Corp, Tokyo seperti dikutip Reuters.
Menurut dia pasar saham telah turun tipis tetapi tidak dapat dikatakan sentimen pelemahan telah kembali karena harga komoditas, termasuk minyak mentah tetap kuat.
Pasca libur panjang Imlek, pasar saham China bergerak variatif. Indeks Shanghai Composite naik 0,55 persen ke level 3.675. Sementara Indeks Shenzhen Component turun 1,22 persen ke 15.767. Sedangkan pasar saham Hong Kong juga melemah, Indeks Hang Seng jatuh 1 persen.
#YukNabungETF
#IPOTKaryaAnakBangsa
#BanggaPakeIPOT
#IPOTPionner
You have unlocked new badge